Plt. Sekretaris Disdik Sekadau, Gelinus |
SEKADAU---Selama masa pandemi Covid-19,Dinas Pendidikan kabupaten Sekadau mencatat sebanyak puluhan siswa di tingkat SD dan SMP putus sekolah.
Pada dasarnya di masa covid-19 tepatnya sepanjang tahun 2020 hingga 2022 diketahui tidak ada penerapan kurikulum yang baru selain kurikulum 2013.Namun terdapat penyesuaian dalam proses kegiatan belajar mengajar di tengah masa pandemi.
"Jenjang SD itu yang putus sekolah pada saat pandemi ini laki-lakinya ada 3 orang kemudian perempuan 6 orang jadi jumlahnya 9 orang,sedangkan SMP ada 6 laki-laki dan 9 perempuan jadi 15 orang dan total angka putus sekolah SD dan SMP ada 24 orang," kata Plt.Sekretaris Dinas Pendidikan Sekadau, Gelinus,Selasa (11/1/2022).
Diketahui bahwa angka putus sekolah yang ada di kabupaten Sekadau baik di jenjang SD maupun SMP tersebut telah terdata berdasarkan data dapodik per tahun 2020 hingga 2021 dan data tersebut tentu masih bisa bergerak hingga kedepannya.
Sementara itu dijelaskannya jika data angka putus sekolah di jenjang SMA saat ini sudah merupakan kewenangan provinsi,sehingga pihaknya hanya bisa menyajikan data di jenjang SD dan SMP saja.
Menurutnya siswa yang putus sekolah di tengah masa pandemi tentu dilatari oleh berbagi faktor internal maupun eksternal,misalnya seperti kendala finansial hingga pernikahan dini.
Kendati demikian,ia menuturkan agar siswa yang putus sekolah hendaknya dapat melanjutkan pendidian paket lewat PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) di setiap desa dan bekerja sama dengan pihak pengawas agar turun langsung ke lapangan melihat keadaan sekolah.
"Apalagi di Januari ini kita sudah melaksanakan tatap muka terbatas kita sudah mendapat surat izin dari satgas covid-19 untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka namun tetap mematuhi prokes,oleh sebab itu pengawas sangat dimungkinkan adanya informasi yang didapati," ujarnya.
Ia pun berharap kedepannya berbagai pihak di setiap sektor maupun pemangku kebijakan yang ada di kabupaten Sekadau dapat bekerja sama melakukan antisipasi guna mengurangi angka putus sekolah.
"Karena dengan angka yang udah diperoleh ini sangat disayangkan mereka berhenti tanpa sebab," pungkasnya. (Nanda)