Jemaah MTAMT saat foto bersama disela acara maulid tradisional.
SEKADAU---Sebelum pandemi Covid-19 melanda, tradisi Maulid Nabi Muhammad SAW atau Maulid Tradisional diselenggarakan dengan meriah. Bahkan, sudah dipersiapkan sejak jauh-jauh hari di kabupaten Sekadau oleh jamaah Majelis Taklim Albarjanzi Maulid Tradisional (MTAMT).
Tradisi maulid tradisional yang digelar secara bergantian di masjid dan surau di kabupaten Sekadau dibagi dengan zona 1, zona 2 dan zona 3. Adapun rangkaian tradisi itu diantaranya gunting rambut balita, pertunjukan marawis dengan alat musik tar, shalawat dan baca-bacaan lainnya.
Tradisi maulid nabi, yang dijalankan oleh masyarakat Sekadau secara turun temurun. Masyarakat mempersiapkan makanan kue tradisional, untuk jamaah MTAMT yang datang dari berbagai daerah Sekadau dan diarak dari rumah menuju masjid terdekat balita setempat sebelum gunting rambut.
Ketua Umum MTAMT Kabupaten Sekadau, H Abdul bakar mengatakan, Maulid Nabi Muhammad SAW yang diperingati di Kabupaten Sekadau merupakan maulid secara tradisional yang sudah di bentuk payung hukumnya dengan nama MTAMT.
“Yang dalam pelaksanakannya berlangsung selama empat bulan yaitu dari bulan Rabiul Awal, Rabiul Akhir, Zumadil Awal dan ZumadilAkhir. Telah dijadwalkan di setiap Mesjid dan Surau secara bergiliran. Dilihat dari caranya, hanya di Kabupaten Sekadau yang menghidupkan maulid tradisional ini yang dilaksanakan selama 4 bulan lamanya di Kabupaten Sekadau dari zona 1, zona 2 dan zona 3,” ungkap Bakar.
Tujuannya untuk menghidupkan tradisi orang Islam sekaligus ajang menjalin silaturrahmi antara umat Muslim yang tadinya belum pernah bersilaturrahmi ke masjid yang ada di Kabupaten Sekadau.
“Dengan adanya MTAMT ini, maka setiap masjid yang ada di Kabupaten Sekadau baik di kota bahkan sampai ke pelosok desa dapat saling bersilaturrahmi,” ucap Ayi Su panggilan akrab H Abdul Bakar ini. [mus/r]
.jpeg)