Streaming Radio Lawang Kuari

Pandemi Covid-19 Tak Halangi Tekad Aipda Asyer Donorkan Darah

Editor: Layli author photo

Aipda Asyer Aradi Bulan saat donor darah

SEORANG
pria berpakaian dinas Polisi sedang duduk, sambil bekerja dihadapan komputer dengan menggunakan masker, tampak serius sedang mengerjakan tugas yang diberikan oleh pimpinan kepadanya.

Badannya kekar, dan serta berpakaian rapi. Siapakah dia?. Itulah dia Aipda Asyer Arwadi Bulan seorang anggota polisi yang bertugas di Polsek Sekadau Hilir, Kabupaten Sekadau yang saat ini menjabat sebagai Kasium Polsek Sekadau Hilir.

Siapa yang menyangka pria yang lahir di Dusun Balai Belungai, Kecamatan Toba, Kabupaten Sekadau 18 Agustus 1984, rupanya rutin mendonorkan darah guna untuk membantu sesama manusia, meski masih dalam masa pandemi Covid-19.

Asyer sedikit berbagi kisah bahwa dirinya semenjak tahun 2000 hingga saat ini aktif untuk mendonorkan darahnya hingga Sekarang.

"Awalnya saya donor itu tahun 2000 pada saat itu, pas saya mau masuk tes polisi. Karena syarat untuk tes waktu itu harus donor darah," kata Asyer, Rabu (24/11/2021).

Setelah ia lulus dari pendidikan kepolisian, pada tahun 2003, ia langsung di tugaskan di Polres Sanggau, Polda Kalimantan Barat. Ada pengalaman berharga yang ia dapatkan waktu itu dimana pada saat ke 12 kalinya ia mendonorkan darah, ia bertemu dengan teman seangkatannya pada saat di bangku SMA. Asyer mengungkapkan bahwa dirinya merasa senang, dikarenakan bisa menolong teman satu angkatan.

"Jadi waktu itu, setelah saya mendonorkan darah, teman saya sangat merasa senang. Karena darah saya juga ada didalam tubuhnya. Dan sampai saat ini pengalaman berharga itu tidak pernah saya lupakan," bebernya.

Donor dimasa pandemi Covid-19 

Sejak akhir tahun 2019, pandemi Corona Virus (Covid-19) melanda dunia yang pertama terjangkit di negara Cina. Sehingga pada bulan Maret tahun 2020, merebak ke Indonesia. Maka, kebijakan pemerintah saat itu menutup semua akses agar tidak merebaknya wabah tersebut.

Termasuk juga di Kabupaten Sekadau, Pemerintah setempat menutup semua akses, mulai dari akses ekonomi masyarakat, termasuk kegiatan-kegiatan yang mengumpulkan kerumunan masyarakat. 

"Pada saat itu, udah waktunya saya untuk donor, saya bingung karena masih lockdwon, dan pasien juga waktu itu sangat membutuhkan darah karena kekurangan. Dirumah sakit juga gak boleh waktu itu. Karena, kalau mau donor kan harus kerumah sakit. Saya juga merasa takut terjangkit juga karena banyak pasien yang terjangkit dan sedang dirawat dirumah sakit," jelasnya.

"Akhirnya saya bilang dengan istri saya, yasudah saya pergi dengan menggunakan alat pelindung diri (APD) lengkap. Mulai dari menggunakan masker, menjaga jarak dengan petugas, serta sering mencuci tangan dengan sabun, dan puji Tuhan saya bisa mendonorkan darah saat itu," timpalnya.

Setelah itu, dengan ia mengetahui aturan yang baru tentang bagaimana ia cara bisa donor darah, hingga sekarang ia masih aktif untuk donor darah. Tercatat dari tahun 2000 hingga sekarang ia sudah lebih dari 47 kali untuk donor darah.

Masa transisi dan PPKM juga tidak menghalanginya untuk saling membantu setiap orang yang sangat membutuhkan. Prinsipnya, selagi apa yang bisa dirinya bantu ia akan berusaha sesuai dengan kemampuannya.

Selain untuk menyehatkan badan, donor juga bagi Asyer merupakan salah satu bentuk kepedulian terhadap sesama manusia. 

"Inilah merupakan salah satu bentuk kepedulian kita terhadap sesama kita. Kalau tidak kita, siapa lagi yang bisa. Mari kita bersama-sama mendonorkan darah kita guna untuk menolong sesama kita," pungkasnya.  [Meliamus Acil]


Share:
Komentar

Berita Terkini