Singkawang (Suara Lawang Kuari) - Menjelang pelaksanaan Pilkada serentak 2024, Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Kalimantan Barat bersama Kesbangpol Kota Singkawang menggelar Focus Group Discussion (FGD) di Hotel Dangau Singkawang pada Senin (18/11/2024). Acara ini melibatkan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM), Majelis Adat, Paguyuban Suku, serta organisasi kemasyarakatan (ormas) keagamaan.Focus Group Discussion (FGD) Peningkatan Stabilitas Daerah yang diikuti oleh FKUB, FKDM, Majelis adat dan Paguyuban Suku serta Ormas Keagamaan, di Hotel Dangau Singkawang, Senin (18/11/2024).[SK]
Dibuka secara resmi oleh Penjabat (Pj) Wali Kota Singkawang, Sumastro, kegiatan ini bertujuan memperkuat kolaborasi antar-stakeholder dalam mendeteksi dan mengantisipasi potensi ancaman serta gangguan keamanan di daerah.
Dalam sambutannya, Pj Wali Kota Sumastro menegaskan bahwa status Singkawang sebagai kota paling toleran di Indonesia harus menjadi modal utama untuk memastikan Pilkada berjalan damai.
“Dengan predikat sebagai kota Tertoleran, kita memiliki tanggung jawab besar untuk menyukseskan Pilkada serentak yang aman, tertib, dan damai. Modal ini harus dimanfaatkan untuk menjaga persatuan,” ujarnya.
Sumastro juga mengingatkan pentingnya memanfaatkan pengalaman dalam manajemen konflik untuk memitigasi potensi ancaman selama Pilkada.
Ia meminta agar permasalahan Pilkada diselesaikan melalui jalur hukum, tanpa melibatkan masyarakat yang tidak memahami akar masalah.
“Jika terjadi perbedaan atau sengketa, mari kita selesaikan melalui mekanisme konstitusional seperti Bawaslu atau Gakkumdu. Jangan sampai masyarakat yang tidak tahu-menahu dibawa-bawa,” tegasnya.
Sumastro juga menekankan pentingnya mengedepankan rasa cinta tanah air dalam menghadapi berbagai dinamika politik.
“Bangsa Indonesia adalah sebuah kebanggaan. Dengan lebih dari 17 ribu pulau, beragam suku, budaya, dan agama, kita tetap bersatu. Ini harus kita jadikan contoh dalam menjaga stabilitas daerah, terutama saat Pilkada,” katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang Kewaspadaan Nasional dan Penanganan Konflik Kesbangpol Kalbar, Heri Syafaruddin, berharap kegiatan ini dapat menciptakan jaringan komunikasi yang efektif antar pihak terkait.
“Dengan jaringan komunikasi yang solid, informasi terkait ancaman dan gejala gangguan dapat disebarluaskan dengan cepat, sehingga langkah antisipasi bisa segera dilakukan,” ungkap Heri.
Acara ini turut menghadirkan narasumber Kepala Badan Intelijen Negara Daerah (Kabinda) Kalbar, Brigjen Pol Yusuf Saprudin, yang memberikan materi terkait langkah-langkah deteksi dini dan pengelolaan potensi konflik.
Dengan sinergi antara pemerintah, tokoh masyarakat, dan ormas, diharapkan Singkawang dapat menjadi contoh dalam menjaga stabilitas daerah selama Pilkada serentak 2024.[SK]