Pontianak (Suara Lawang Kuari) - Harga karet di pasar internasional kini mencapai Rp30.000 per kilogram untuk kadar karet kering 100 persen, menjadi kabar baik bagi petani karet di Kalimantan Barat. Namun, Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Kalbar, Heronimus Hero, mengingatkan agar para petani tetap menjaga kualitas produksi demi menjaga stabilitas harga.Kadisbunnak Kalbar melakukan pemantauan pabrik pengolahan karet di Kabupaten Kubu Raya , Kalbar.[SK]
"Harga karet memang fluktuatif, tetapi saat ini kadar kering 100 persen sudah mencapai Rp30.000 per kilogram. Untuk di tingkat petani dengan kadar kering 50 persen, harganya setengah dari itu," jelas Heronimus, Senin (18/11/2024).
Menurut Heronimus, kenaikan harga karet menunjukkan bahwa komoditas ini sedang berada dalam tren pasar yang menguntungkan. Namun, ia menekankan pentingnya menjaga kualitas agar peluang ini dapat dimaksimalkan.
"Pekebun harus menjaga kualitas dengan tidak mencampur karet dengan bahan lain yang dapat menurunkan kualitasnya. Selain itu, lebih baik menjual ke penampung resmi atau langsung ke pabrik jika memungkinkan," ujar Heronimus.
Heronimus menambahkan, harga karet dapat lebih terjamin jika komoditas tersebut memiliki ketelusuran yang baik, termasuk memastikan sumbernya berasal dari lahan yang tidak merusak lingkungan.
"Ketelusuran sangat penting. Jika sumber karet berasal dari lahan yang tidak menyebabkan kerusakan hutan atau lingkungan, nilai jualnya lebih tinggi. Ini juga membantu memenuhi standar internasional, seperti aturan Uni Eropa," paparnya.
Pemerintah telah menjalankan program pendampingan bagi petani karet di beberapa daerah seperti Kapuas Hulu dan Sanggau.
Program ini bertujuan memastikan komoditas karet memenuhi standar pasar internasional sekaligus membantu petani menjaga kualitas dan ketelusuran produk mereka.
Heronimus menyarankan petani yang kesulitan menjual karet agar memanfaatkan fasilitas Unit Pengolahan dan Pengumpulan Bahan Baku (UP2B) yang ada di tingkat kecamatan atau desa. UP2B ini biasanya memiliki kontrak langsung dengan pabrik sehingga harga lebih terjamin.
"UP2B ini adalah solusi terbaik bagi petani, karena mereka langsung terhubung dengan pabrik, sehingga harga yang diterima lebih kompetitif," jelasnya.
Meskipun harga sedang membaik, Heronimus mengungkapkan bahwa luas lahan karet di Kalbar mengalami penurunan signifikan dari semula 700 ribu hektare menjadi 500 ribu hektare.
Penurunan ini menjadi perhatian serius karena karet adalah salah satu komoditas unggulan Kalbar yang harus terus dikembangkan.
"Penurunan luas lahan karet ini harus segera diatasi. Karet merupakan sumber daya alam yang strategis dan menjadi andalan Kalbar. Kita perlu memastikan keberlanjutannya," tegasnya.
Dengan harga yang sedang berada di level tinggi, Heronimus berharap para petani dapat memanfaatkan momentum ini dengan menjaga kualitas dan mengikuti standar pasar internasional. Ia juga mengajak semua pihak untuk bekerja sama mengatasi tantangan, termasuk penurunan luas lahan dan tekanan lingkungan.
"Karet adalah aset penting Kalbar. Dengan menjaga kualitas dan meningkatkan kerja sama, kita bisa menjadikan komoditas ini lebih berdaya saing, baik di pasar domestik maupun internasional," pungkasnya.[SK]