Streaming Radio Lawang Kuari

Kisah Tukang Sol di Sekadau, Bangkit dari Pandemi Covid-19

Editor: Layli author photo

Iwan, tukang sol yang mangkal di pasar Sekadau

SEKADAU
---Satu diantara tukang sol yang ada di pasar Sekadau Iwan (32), warga Dusun Tanjung, Desa Tanjung, Kecamatan Sekadau Hilir Kabupaten Sekadau.

Pada awal mulanya Iwan mengisahkan bahwa dirinya memulai untuk mengesol sandal dan sepatu pada saat dirinya masih berumur 14 tahun.

"Saya mulai untuk sol sepatu dan sandal mulai dari tahun 2002. masih merangkak remaja dan saya baru umur 14 tahun. Waktu itu Sekadau Belum menjadi Kabupaten, dan masih Kabupaten Sanggau," kisah Iwan pada Senin (24/5/2021).

Iwan juga mengisahkan bahwa dirinya tidak bisa langsung untuk mengesol sandal dan sepatu. Dirinya mengatakan pada awalnya ia mengikut salah satu tukang sol yang ada di wilayah tersebut, dan melihat-lihat, hingga dirinya bisa menjadi tukang sol hingga sekarang.

"Awalnya sih saya gak bisa langsung bisa ngesol awalnya ngikut orang terlebih dulu. lihat-lihat dulu, bagaimana cara sol sepatu dan sandal yang baik dan benar. Setelah melihat-lihat, saya mulai belajar tukang sol sepatu dan sandal, Alhamdulillah saya pun bisa," ungkapnya.

Setelah dirinya belajar, dan bisa menjadi tukang sol, pada tahun 2010, Iwan memulai usahanya sendiri dengan menyewa lapak di pasar Sekadau.

"Alhamdulillah setelah saya belajar dan bisa menjadi tukang soll sepatu dan sandal pada tahun 2010 saya mulai membuka usaha sendiri, dan sewa lapak," ucapnya.

Namun sejak tahun 2020, usahanya mulai sepi dan sempat tidak ada pemasukan, dikarenakan adanya pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia, Khususnya Kabupaten Sekadau, dengan pemerintah untuk melakukan lockdwon.

"Pada saat pandemi tempat usaha saya mulai sepi, kuat. Karena terkena imbas dari Covid-19. Dampaknya sangat besar, karena pada saat pandemi, sempat tidak ada pemasukan sama sekali," paparnya.

"Biasanya setiap hari ada pemasukan ya meskipun sedikit tapi ada, namun setelah pandemi serupiah pun tidak ada pemasukan. Apalagi saya juga mempunyai tanggungan seperti anak istri, dan berbagai macam kebutuhan lainnya untuk menghidupkan anak istri saya," timpalnya.

Setelah Pemerintah mulai menetapkan masa transisi atau Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) dirinya merasa lega, dan perlahan-lahan usahanya mulai ada perubahan serta pemasukan guna untuk menghidupi keluarganya.

"Saya merasa lega setelah adanya masa transisi seperti ini. Meskipun awalnya sangat susah untuk memulihkan ekonomi, saya bisa bangkit kembali. Setelah AKB ini Alhamdulillah ada perubahan sedikit terhadap dalam hal untuk memulihkan ekonomi sedikit demi sedikit," ucapnya.

Dirinya berharap agar pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia khususnya Kabupaten Sekadau segera berlalu, agar masyarakat bisa melakukan aktivitas seperti biasa.

"Semoga pandemi cepat berlalu, baik di Sekadau maupun di dunia lainnya," harapnya.

Iwan juga mengajak kepada masyarakat agar bersama melawan Covid-19 dengan mematuhi protocol kesehatan dengan cara 3 M yakni memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan menjaga jarak dengan menghindari dari kerumunan. [Cil)


Share:
Komentar

Berita Terkini