Sekadau (Suara Lawang Kuari) – Bupati Sekadau, Aron, secara resmi melantik Lusia Lia sebagai Ketua Perhimpunan Perempuan Dayak (P2D) Kabupaten Sekadau masa bakti 2025–2030. Prosesi pelantikan berlangsung khidmat di Rumah Dinas Jabatan Bupati Sekadau, Jalan Merdeka Timur, Desa Mungguk, Kecamatan Sekadau Hilir, pada Senin (21/7/2025).Bupati Sekadau Aron saat acara pelantikan Perhimpunan Perempuan Dayak.SUARALAWANGKUARI/SK
Dalam sambutannya, Bupati Aron menekankan bahwa P2D bukan hanya sekadar organisasi struktural, namun merupakan bentuk panggilan budaya dan tanggung jawab sosial bagi perempuan Dayak dalam menjaga eksistensi adat serta memperkuat posisi mereka dalam pembangunan daerah.
“P2D bukan hanya amanah organisasi, tapi ini adalah panggilan budaya dan tanggung jawab sosial sebagai bagian dari perempuan Dayak. Harapan saya, dengan pelantikan kepengurusan baru ini, P2D dapat berperan dalam melestarikan kearifan lokal, memperkuat ekonomi keluarga, serta mendorong kemajuan di bidang pendidikan,” ujar Aron.
Bupati Aron juga menyampaikan harapannya agar P2D di bawah kepemimpinan Lusia Lia mampu menjadi garda terdepan dalam menciptakan generasi Dayak yang cerdas dan berdaya saing, tidak hanya di tingkat kabupaten tetapi juga hingga ke level provinsi bahkan nasional.
“Perempuan Dayak punya peran besar dalam membentuk karakter anak-anak dan menjaga nilai-nilai budaya. Kita harus dorong mereka menjadi agen perubahan,” tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati Aron juga menyinggung isu strategis tentang transmigrasi. Ia menegaskan bahwa masyarakat Kalimantan, khususnya Sekadau, tidak menolak kehadiran pendatang dari luar daerah. Namun, kondisi geografis dan kepemilikan lahan yang hampir seluruhnya sudah dialihfungsikan menjadi perkebunan sawit menjadi kendala serius.
“Kita bukan menolak teman-teman dari berbagai daerah untuk masuk ke Kalimantan, tapi harus diingat bahwa lahan kita sudah hampir seluruhnya ditanami kelapa sawit, jadi sudah tidak ada lagi tempat yang tersedia,” pungkasnya.
Pelantikan ini turut dihadiri sejumlah tokoh masyarakat Dayak, perwakilan organisasi perempuan, serta pejabat daerah yang memberikan dukungan penuh terhadap eksistensi P2D sebagai mitra strategis pemerintah dalam pembangunan berbasis budaya dan kearifan lokal.[SK]