Suara Lawang Kuari - Ketua Badan Wakaf Indonesia (BWI), Kamaruddin Amin, mengajak mahasiswa dan akademisi untuk menjadikan wakaf sebagai kebiasaan atau gaya hidup. Ajakan ini disampaikan dalam acara Waqf Goes to Campus XIV di Solo Raya pada Rabu (6/11/2024). Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan literasi dan partisipasi masyarakat dalam berwakaf.Arsip – Ketua Badan Wakaf Indonesia (BWI) Kamaruddin Amin di Jakarta, Jumat (30/8/2024).[SK]
Menurut Kamaruddin, kini siapapun dapat berwakaf mulai dari nominal kecil, seperti Rp10.000 atau Rp20.000. Ia menekankan bahwa jika kelas menengah dan mahasiswa Indonesia bersama-sama melakukan gerakan ini, potensi wakaf yang dihasilkan akan sangat besar.
“Apalagi kalau berwakaf sudah menjadi gaya hidup. Anda akan menjadi bagian penting dalam proses pembentukan peradaban Indonesia dan memberikan legacy untuk bangsa dan negara ini,” ungkapnya, seperti dikutip dari ANTARA.
Wakaf, lanjut Kamaruddin, memiliki peran penting dalam peradaban bangsa, terutama dalam mendukung pendidikan berbasis Islam.
Sekitar 80 persen lembaga pendidikan di Indonesia berdiri di atas tanah wakaf, termasuk madrasah, pesantren, perguruan tinggi, dan bahkan kantor pemerintah.
Antusiasme masyarakat terhadap wakaf menunjukkan pertumbuhan tahunan sekitar 8 persen, dan tren positif ini harus terus dipertahankan. Kamaruddin menyebut bahwa potensi wakaf uang di Indonesia bisa mencapai Rp180 triliun per tahun. Namun, tantangan terbesar adalah literasi masyarakat yang masih rendah terkait dengan wakaf.
Untuk mengatasi hal ini, BWI terus melakukan sosialisasi dan bekerja sama dengan perguruan tinggi, seperti dalam program Waqf Goes to Campus.
Program ini bertujuan agar mahasiswa dan akademisi tidak hanya memahami pentingnya wakaf tetapi juga turut menyebarluaskan informasi ini kepada masyarakat.
Diharapkan, kampus-kampus juga bisa berperan sebagai nadzir atau pengelola wakaf uang, yang mengumpulkan kebaikan dari mahasiswa, dosen, serta masyarakat.
Dengan langkah ini, BWI berharap bahwa wakaf tidak hanya dilihat sebagai sumbangan sesaat, tetapi sebagai investasi jangka panjang untuk kesejahteraan bangsa dan pembentukan peradaban.[SK]