Streaming Radio Lawang Kuari

Disporapar Bengkayang: Desa Jagoi Babang Punya Potensi Besar dalam Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

Editor: Admin author photo

Rumah adat Baluk Suku Dayak Bidayuh Jagoi Babang Bengkayang, Kalbar.[SK]
Bengkayang (Suara Lawang Kuari) - 22 Oktober 2024, Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Bengkayang menilai Desa Jagoi Babang sebagai salah satu desa dengan potensi besar yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui sektor pariwisata. Desa ini tidak hanya menawarkan kekayaan budaya, tetapi juga keindahan alam dan potensi ekonomi kreatif yang kuat.

Kepala Disporapar Bengkayang, I Made Putra Negara, menyebutkan bahwa salah satu daya tarik utama Desa Jagoi Babang adalah Rumah Adat Baluk, rumah adat suku Dayak Bidayuh, yang memiliki nilai sejarah dan spiritual mendalam.

“Ketinggian Rumah Adat Baluk menggambarkan kedudukan Kamang Triyuh (roh leluhur) yang harus dihormati,” ungkap Made, mengutip pernyataannya melalui ANTARA, Selasa (22/10/2024).

Secara administratif, Desa Jagoi Babang berbatasan langsung dengan Serikin atau Sarawak, Malaysia, yang berjarak hanya tiga kilometer dari pusat Kecamatan Jagoi Babang dan 105 kilometer dari Kabupaten Bengkayang.

Desa ini memiliki berbagai destinasi wisata, mulai dari situs budaya Kampung Budaya Bung Kupua’k, titik perbatasan Indonesia-Malaysia (titik nol), hingga Sentra Kerajinan Kampung Kreatif yang terkenal dengan kerajinan rotan. Selain itu, agenda tahunan seperti Gawia Sowa, tradisi syukur atas hasil panen, menjadi magnet wisata yang kuat.

Menurut Made, Disporapar Bengkayang terus berupaya mengembangkan potensi wisata Desa Jagoi Babang untuk menarik lebih banyak wisatawan. Salah satu langkahnya adalah menciptakan paket wisata yang menggabungkan jelajah alam dan budaya lokal.

“Kami juga merancang paket wisata seperti jelajah Goa Pate dan perjalanan sehari ke Serawak, Malaysia. Ke depan, kami akan terus berusaha menarik lebih banyak wisatawan dari Malaysia, termasuk dengan paket wisata budaya Nyobeng,” jelas Made.

Desa Jagoi Babang juga menawarkan pengalaman unik bagi wisatawan, seperti Titik Nol, sebuah monumen sederhana yang menandai perbatasan Indonesia-Malaysia. Namun, titik ini lebih dari sekadar garis batas; di sini, wisatawan dapat merasakan perpaduan budaya, sejarah yang kaya, dan keindahan alam yang menawan.

“Kami juga ingin mempromosikan kampung kreatif yang menyajikan kerajinan rotan modern berpadu dengan kearifan lokal, serta tradisi Gawia Sowa, yang setiap tahunnya dirayakan sebagai wujud syukur kepada Jubata, sang pencipta,” tambah Made.

Selain itu, Desa Jagoi Babang juga menawarkan potensi ekonomi kreatif melalui produk anyaman rotan, seperti bidai (tikar tradisional), serta kerajinan tangan lainnya yang terbuat dari bahan alami. Produk ini menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan yang ingin membawa pulang kerajinan khas desa tersebut.

Dengan potensi yang dimiliki, Disporapar Bengkayang berharap Desa Jagoi Babang dapat berkembang menjadi destinasi wisata berkelanjutan yang memberikan dampak positif terhadap perekonomian masyarakat setempat tanpa mengorbankan kelestarian budaya dan lingkungan.

“Pariwisata diharapkan menjadi katalisator dalam menjaga kelestarian alam dan kearifan lokal masyarakat Dayak Bidayuh,” pungkas Made.

Dengan inovasi dan kreasi yang terus dikembangkan, Desa Wisata Jagoi Babang berpeluang menjadi destinasi wisata unggulan yang menarik minat wisatawan dari berbagai daerah, sekaligus memperkuat posisi Kalimantan Barat di kancah pariwisata nasional.[SK]

Share:
Komentar

Berita Terkini