Streaming Radio Lawang Kuari

Harga Karet di Sekadau tak Memenuhi Kebutuhan Ekonomi Masyarakat

Editor: Redaksi author photo

Ilustrasi - Tanaman karet yang jarang lagi disadap akibat harga karet murah. SUARALAWANGKUARI.COM/Internet

SEKADAU
---Permasalahan harga karet di kabupaten Sekadau yang tidak menentu atau tidak stabil mempengaruhi ekonomi masyarakat. Harga karet tidak sebanding dengan harga kebutuhan pokok sehari-hari. 

Oktavianus, seorang petani karet di Dusun Senuruk Kecamatan Sekadau Hilir, mengeluhkan harga karet yang tidak sesuai dengan persediaan air karet yang  ada. 

“Harga yang tidak sesuai ini menyulitkan penyadap karet dalam membantu sedikit kondisi keuangan yang semakin menurut dimasa pandemi Covid-19,” keluh Oktavianus yang juga berprofesi guru di salah satu SMK di Sekadau ini.

Senada diungkapkan Mardiana pelaku usaha karet lainnya, ia mengatakan di awal Agustus lalu harga karet jenis kilat mengalami penurunan hingga Rp7000  per kg. Memasuki bulan September harga karet mulai naik hingga Rp8000 per Kg bahkan pernah mencapai Rp10.000 per kg. Namun untuk saat ini harga karet kembali turun menjadi Rp9000 per kg.

“Kami berharap nominal tersebut setidaknya dapat bertambah lagi kedepannya agar dapat membantu perekonomian masyarakat di sela eksistensi pandemi Covid-19 yang tidak tahu kapan berakhirnya,” ungkapnya. 

Harga karet yang dapat dikatakan mulai membaik di kabupaten Sekadau ternyata tidak membantu para penyadap karet untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. 

“Selama masa pandemi covid-19 ini orang-orang di sekitar sini sudah jarang menjual hasil noreh mereka.Harganya kadang naik turun,kalau sekarang sudah membaik,"tuturnya.

Selain mengakui harga karet sudah membaik, Mardiana juga menjelaskan beberapa faktor yang menyebabkan para penyadap karet kurang menjual hasil torehan mereka. 

Beberapa faktor tersebut diantaranya karena musim hujan yang mempengaruhi hasil air karet yang sedikit selain itu  karena banyak masyarakat yang memilih untuk berladang.

“Kondisi yang semakin sulit membuat para pelaku usaha maupun penyadap karet kesulitan ekonomi karena penghasilan kian menurun,” pungkas Mardiana.[nanda]


Share:
Komentar

Berita Terkini