Streaming Radio Lawang Kuari

Terkait Beruang Keluar di Hutan Taman Kelempiau, Ini Kata BKSDA Sintang

Editor: Layli author photo

Tim BKSDA Sintang saat di Taman Kelempiau Sekadau.

SEKADAU
---Pihak pengurus taman Kelempiau Sekadau melakukan koordinasi bersama pihak BKSDA Kabupaten Sintang guna untuk menindaklanjuti keluarnya satu beruang yang ada di kawasan hutan Taman Kelempiau, Selasa (3/8/2021) malam.

Hadir dalam kegiatan tersebut, pihak BKSDA SKW II Kalbar Rasto Buntoro, bersama team Dokter Hewan SOC  Kabupaten Sintang dr Kobus, Kades Tapang Semadak, Theresia Yusmini, Bhabinkamtibmas Desa Tapang Semadak, Bripka Alexander Aldo, Maneger Wisata Taman Kelempiau Hendrikus Mangku, Kadus Tapang Sambas, Masdi, Kadus Tapang Kemayau, Amat, tokoh agama, tokoh adat, serta para tokoh masyarakat.

BKSDA SKW II Kalbar Kabupaten Sintang Rasto Buntoro, mengatakan bahwa selagi beruang madu tersebut tidak menggangu atau mengancam keselamatan warga sekitar maka, tidak akan di ambil tindakan evakuasi atau penembakan bius.

"Namun, kami dari tim BKSDA menghimbau kepada warga apabila merasa terancam atau terganggu karena beruang madu tersebut segera melaporkan pihak yang berwajib. Kami juga mengajak warga untuk belajar hidup berdampingan dengan satwa liar dan langka," kata Rasto.

Rasto juga menghimbau agar warga tidak melakukan perburuan secara liar kepada beruang madu maupun satwa lain. Selain itu, ia juga mengapresiasi masyarakat di sekitar yang masih peduli terhadap hutan dan satwa liar.

Kades Tapang Semadak Theresia Yusmini menyampaikan selama ini memang ada informasi bahwa warga sering melihat bekas beruang madu mencari makanan, namun tidak pernah menggangu warga dan lingkungan sekitar.

"Memang ada laporan warga yang sering melihat bekas beruang itu untuk mencari makan, namun tidak mengganggu warga sekitar," ujarnya.

Dokter Hewan dari SOC Kabupaten Sintang dr Kobus menyampaikan bahwa beruang madu tidak akan mengganggu apabila tidak merasa terancam. Ia juga mengatakan beruang mampu melakukan perjalanan jauh hingga belasan bahkan puluhan kilometer dalam sehari. 

"Faktor beruang madu keluar dari habitatnya yaitu mencari sumber makanan, kawin, dan wilayah atau habitatnya terganggu. 

"Hutan di sini sebenarnya masih satu hamparan walaupun ada hutan Taman Kelempiau, hutan adat dan hutan-hutan lain milik warga. Jadi masih wajar kalau beruang keluar masuk dari hutan satu ke hutan yang lain karena faktor di atas tadi," jelasnya.

Kadus Tapang Kemayau Amat mengatakan, bahwa masyarakat sudah menyepakati melindungi hutan dan binatang yang ada di wilayah kawasan hutan taman kelempiau dan hutan adat tawang panyai dengan aturan adat yang sudah disepakati. 

"Kami diharapkan tidak melakukan perburuan secara liar. Kemudian warga sekitar selama ini tidak merasa terganggu dengan adanya beruang madu," katanya.

Sementara itu, Bhabinkamtibmas Tapang Semadak Bripka Alexander Aldo mengapresiasi dengan diadakannya kegiatan koordinasi tersebut dan berharap setiap permasalahan harus dilakukan koordiansi agar menemukan jalan keluar yang terbaik.

"Saya tetap menghimbau agar warga tidak melakukan perburuan secara liar terhadap beruang madu yang ada di kawasan hutan adat, kawasan hutan Taman Kelempiau, dan kawasan hutan milik warga, apabila ada melihat beruang madu tersebut agar menyampaikan ke pihak terkait untuk penanganan lebih lanjut," harapnya.

"Kami juga mengharapkan untuk bijak dalam menyaring setiap informasi yang diterima, jangan sampai menyampaikan informasi yang dapat membuat panik dan gaduh terkait beruang madu tersebut yang keluar dari kawasan hutan," pungkasnya. [Cil].

Share:
Komentar

Berita Terkini