Streaming Radio Lawang Kuari

Pemkab Sekadau Upacara Hari Berkabung Daerah Bersama Wagub Kalbar Secara Virtual

Editor: Layli author photo

Upacara Hari Berkabung Daerah secara virtual

SEKADAU
---Tanggal 28 Juni merupakan hari yang bersejarah bagi provinsi Kalimantan Barat dimana terjadi pembataian  di kecamatan Mandor pada tahun 1942-1945.

Untuk memperingati hari tersebut, Pemprov Kalbar bersama seluruh Pemerintah Kabupaten se-Kalimantan Barat menggelar upacara secara virtual bersama wakil Gubernur Kalimantan Barat secara khususnya pemerintah Kabupaten Sekadau, Senin (28/6/2021).

Upacara secara virtual yang diikuti oleh Pemkab Sekadau diwakili oleh Pj Sekda Kabupaten Sekadau Frans Zeno, Forkopimda, para asisten dan OPD Kabupaten Sekadau dengan inspektur upacara Wakil Gubernur Kalimantan Barat H Ria Norsan.

Dalam amanatnya, Wakil Gubernur Kalimantan Barat H Ria Norsan mengatakan peringatan hari berkabung daerah ini merupakan amanah dari konvensi dari ditetapkannya peraturan daerah Provinsi Kalimantan Barat nomor 5 tahun 2007 tentang peristiwa Mandor sebagai hari berkabung Nasional daerah dan makam juang Mandor sebagai daerah Kalimantan Barat.

"Dengan ditetapkannya peta tersebut menunjukkan bahwa pemerintah Provinsi Kalimantan Barat menaruh perhatian secara serius terhadap peristiwa ini sekaligus juga sebagai salah satu cara untuk menghargai dan menghormati jasa pejuang rakyat Kalimantan Barat yang gugur sebagai syuhada dalam melawan pendudukan atau tentara Jepang di muka bumi Kalimantan Barat," ungkapnya.

Selain itu,  upacara tersebut yang dilakukan merupakan kegiatan rutin yang sering dilakukan setiap tahunnya dan biasa dilaksanakan secara terpusat di Kecamatan mandor Kabupaten Landak.

"Untuk tingkat Provinsi Kalimantan Barat sedangkan untuk peringatan di tingkat kabupaten dan kota dilaksanakan oleh masing-masing organisasi perangkat daerah atau opd lembaga pendidikan dari tingkat Sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi Peraturan Gubernur nomor 60 tahun 2013. Namum, berbeda dengan peringatan tahun ini peringatan Hari berkabung daerah tingkat provinsi Banten barat dilaksanakan di ruang balai petitih mengingat situasi Covid-19 yang masih belum kondusif dan penuh perhatian kita semua untuk tetap laksanakan protokol kesehatan untuk menjaga tidak meluasnya kepada yang lain," tuturnya.

"Kurang lebih 76 tahun yang lalu tepatnya Pada kurun waktu 1442 sampai dengan 1445 Pada masa itu penjajahan Jepang di Indonesia khususnya di Provinsi Kalimantan Barat tentara Jepang telah melakukan keganasan yang luar biasa. Pada masa penjajahan Jepang tersebut dan akibat keganasan daripada tentara Jepang di Provinsi Kalimantan Barat telah mengalami kehilangan satu generasi beberapa data yang terangkum dari berbagai sumber menyebutkan bahwa jumlah korban akibat kekerasan yang dilakukan oleh tentara Jepang mencapai kurang lebih 21000 jiwa. Sungguh angka yang sangat fantastis," paparnya.

Tak hanya itu, peristiwa Mandor yang terjadi pada kurun waktu itu, dijelaskannya merupakan peristiwa pancung di tembak disiksa dan lain sebagainya korban berasal dari berbagai elemen mulai dari raja-raja para doktor kaum cendekiawan wartawan dan lain sebagainya juga dari etnis Melayu Dayak Minahasa Batak Jawa bahkan dari etnis lainnya masyarakat khususnya masyarakat Kalimantan Barat.

"Indonesia begitu banyak dan jangan sampai sia-sia Oleh karena itu saya ingin menekankan kepada penerus pembangunan Kalimantan Barat. Utamanya kepada warga pimpinan organisasi perangkat daerah atau OPD dan masyarakat pada umumnya hal-hal sebagai berikut yang pertama sejarah pembunuhan massal yang terjadi di mandor merupakan sejarah perjuangan dari orang-orang tua dan saudara-saudara kita yang berjuang untuk menghapus penjajahan dari tanah Kalimantan Barat demi tegaknya negara kesatuan republik Indonesia. yang disiksa dibunuh selama kurun waktu keberadaan Jepang di Kalimantan Barat dilakukan berbagai cara baik yang di pancung ditembak disiksa dan lain sebagainya korban berasal dari berbagai kalangan berbagai usia dan multi etnisdan lain sebagainya juga dari etnis Melayu Dayak Minahasa bahasa Jawa bahkan dari etnis Tionghoa lainnya," jelasnya.

Banyak juga  korban yang jatuh akibat menjadi korban kebiadaban tentara Jepang di menunjukkan yang tidak terpilih kan akibat yang dirasakan begitu mendalam terutama bagi keluarga korban dan bagi masyarakat Kalimantan Barat.

"Kita kehilangan satu generasi terbaiknya kesejahteraan anak cucu dan generasi penerus. Oleh karena itu kejadian ini tidaklah dapat menjadi jiwa semangat dalam perjuangan pembangunan dewasa," ajak Norsan.

Tragedi tersebut juga bisa menjadi pelajaran penerus pembangunan hendaknya dapat memetik pelajaran ada peristiwa ini dan menjadikan peristiwa Mandor ini sebagai landasan mental yang kokoh kuat dalam menghadapi masalah yang membahayakan eksistensi republik ini yang perjuangan yang dilakukan oleh para pendahulu kita adalah dalam rangka merebut kemerdekaan.

"Sedangkan sekarang generasi kita tinggal menikmati hasil perjuangan dan berkewajiban untuk mempertahankan dan mengisi kemerdekaan ini. Salah satunya adalah lakukan dengan belajar, memperbaiki diri, mengevaluasi diri dengan belajar dan tetap menunggu menumbuhkembangkan sikap nasionalisme dan patriotisme. dengan cara mendahulukan kepentingan tanah air dan bangsa daripada kepentingan pribadi," pungkasnya. [Cil].

Share:
Komentar

Berita Terkini